Latest Updates

“FEMONA” ALTERNATIF PENGGANTI YANG AMAN BAGI TERAPI SULIH HORMON


Keinginan untuk mengembalikan keremajaan, memperlambat atau membalikkan proses penuaan dan kesehatan telah menjadi obsesi hampir setiap orang. Sebagian besar solusi dari keinginan-keinginan itu berkutat di sekitar mengoptimalkan dan menyeimbangkan jumlah hormon tubuh. Banyak orang baik pria maupun wanita telah merasakan manfaat dari peningkatan kadar hormon testosteron, DHEA, estrogen, progesteron, dan hormon pertumbuhan melalui Terapi Sulih Hormon (TSH).

TSH memiliki banyak manfaat, namun sekaligus pula resiko. TSH saat ini secara resmi dianggap karsinogenik.Terapi sulih estrogen telah termasuk pada daftar pemerintah Amerika Serikat sebagai senyawa penyebab kanker. Beberapa campuran estrogen sudah terdaftar sebagai karsinogen manusia oleh National Institute of Environmental Health Sciences (Institut Nasional Ilmu Kesehatan Lingkungan), tetapi pada Desember 2002 daftar tersebut meliputi seluruh kelompok dari steroidal estrogen/estrogen steroid, (NIH). Keamanan jangka panjang dari TSH telah menjadi subyek perdebatan selama beberapa tahun. Studi-studi terkini menunjukkan bahwa TSH juga meningkatkan resiko penyakit jantung.

Menggunakan berbagai jenis dari hormon-hormon eksternal, dan bahkan fito-hormon alami pada makanan atau herbal sekalipun, dapat menyebabkan kelenjar menjadi ‘malas’, akibatnya produksi hormon berkurang dari kadar yang dibutuhkan oleh tubuh. Sedangkan untuk mengukur seberapa banyak sebaiknya menggunakan fito-estrogen secara aman sangatlah rumit, dan dapat sangat bervariasi dari satu individu ke individu yang lainnya.

“FEMONA” dengan kandungan Lepidium Peruvianum Chacon-nya, menawarkan suatu terapi yang aman dan alami untuk hormon yang secara fundamental berbeda dengan TSH. Lepidium Peruvianum Chacon adalah suatu tonik (penguat) dan rejuvenator (peremaja) bagi keseluruhan sistem endokrin, dengan demikian mendorong tubuh untuk memproduksi hormon tubuh sendiri secara alami dan dalam kadar yang tepat bagi yang lainnya.

Terapi Lepidium Peruvianum Chacon lebih disukai daripada TSH karena TSH biasanya mempertua tubuh dengan mengurangi kemampuan kelenjar untuk memproduksi hormon. Lepidium Peruvianum Chacon memiliki suatu efek pada kelenjar yang akan membuat kelenjar-kelenjar secara alami memproduksi hormon. Tidak seperti produk-produk kedelai, black cohosh, akar licorice, wild yam, dan yang lainnya yang mengandung senyawa-senyawa yang menyerupai hormon, Lepidium Peruvianum Chacon bukan hormon dan tidak mengandung hormon apapun bentuknya. Lepidium Peruvianum Chacon bekerja pada akar permasalahan tidak hanya sekedar pada gejala-gejala permasalahan.

Diadaptasi dari : Maca, Adaptogen and Hormonal Regulator, Beth M Ley, Ph.D.

0 Response to " “FEMONA” ALTERNATIF PENGGANTI YANG AMAN BAGI TERAPI SULIH HORMON "

Posting Komentar

Entri Populer

Pengalaman Ibu Rita

Saya mengalami hipermenore yang cukup parah. Tiap haid, perdarahannya banyak dan berlangsung lama. Tepatnya antara bulan Januari - Februari 2009, saya mengalami perdarahan haid yang over banyak dan berlangsung selama 1 bulan, sampai-sampai harus masuk RS lantaran anemia. “Hb-ku drop hingga level 6, dan harus menjalani transfusi darah”.

Pada April 2009, saya kembali mengalami hipermenore, perdarahan haidnya sudah berlangsung selama 3 minggu. Saat browsing di internet, saya menemukan website FEMONA Setelah berkonsultasi selanjutnya saya memutuskan untuk mengkonsumsi FEMONA saat itu juga.

Selama minum FEMONA dengan dosis 6 kapsul/hari. Secara bertahap hari demi hari perdarahannya terus berkurang secara signifikan dan akhirnya berhenti total pada hari keempat. Sejak itu saya terus konsumsi FEMONA dengan dosis pemeliharaan kesehatan (2 kapsul/hari), dan hingga saat ini saya tidak pernah mengalami hipermenore lagi. (Rita Marinna,36 th, IT-Application Developer, Jakarta)

Pengalaman Ibu Linda

Tiga tahun lebih siklus menstruasi saya tidak teratur. Haid saya datangnya 3- 4 bulan sekali, bahkan pernah sampai 6 bulan. Saya sudah coba periksa ke dokter, dan hanya haid kalau minum obat dari dokter. Tapi setelah obatnya habis, haid saya kacau lagi. Sampai akhirnya pada 15 Februari 2009, saya mulai konsumsi Femona.

Setelah 13 hari minum Femona secara rutin setiap hari dengan dosis @ 2 kapsul setiap pagi dan sore, akhirnya saya dapat haid lagi. Selama 3 hari pertama haid, darah yang keluar banyak sekali tapi selanjutnya normal. Sejak itu , siklus haid saya normal hingga sekarang. (Linda, 28 th, karyawati, Bandung)

Pengalaman Ibu Dona

Saya sudah 20 tahun mengalami PMS. Setiap menjelang haid, saya selalu mengalami berbagai gangguan seperti perut mual, kepala sakit, badan lemas, pinggang nyeri dan pegal-pegal serta emosi labil. Sudah 20 tahun juga saya mengalami nyeri haid yang cukup parah yang kadang-kadang membuatnya sampai pingsan. Selama itu pula saya lebih banyak mengandalkan obat-obat pereda sakit untuk mengatasi penderitaan akibat berbagai gangguan menstruasi yang dialaminya.

Persis seminggu menjelang haid, saya mulai konsumsi FEMONA dengan dosis 3 x 1 kapsul/hari. Setelah konsumsi FEMONA, hari demi hari saya merasakan perubahan yang signifikan dalam tubuh. Secara bertahap gejala-gejala PMS mereda dan akhirnya hilang. Kemudian saat mulai perdarahan haid, saya meningkatkan dosis konsumsi FEMONA hingga 2 x 2 kapsul /hari. Dan hasilnya adalah nyeri haid parah yang biasa dialami sudah tak terasa lagi. (Ibu Donna, 39 th, wiraswastawati, Medan)