Latest Updates

“FEMONA” MENYEIMBANGKAN HORMON

Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar pada sistem endokrin yang berpengaruh pada aktifitas sel-sel tubuh yang mengendalikan fungsi organ tubuh secara keseluruhan (mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan, ciri-ciri seksual, mempengaruhi tubuh dalam penggunaan dan penyimpanan energi serta mengendalikan volume cairan, kadar air dan garam dalam darah). Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda, sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.

Sistem Endokrin adalah suatu sistem yang komplek terdiri dari sekelompok organ(kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. Hormon beredar melalui aliran darah dan tubuh untuk berkomunikasi dengan keseluruhan tubuh untuk mengatur dan merawat homeostasis (keseimbangan/stabilitas) dalam tubuh melalui sistem umpan balik yang bervariasi dari keseimbangan biokimia internal tubuh untuk menghadapi perubahan yang terjadi karena faktor dari luar tubuh.

Kelenjar penguasa dari sistem endokrin adalah hipotalamus yang berperan sebagai pengatur pusat dalam keseimbangan. Hipotalamus mengatur kelenjar pituitari dan kelenjar adrenalin yang juga berperan sebagai pemain kunci dalam sistem yang kompleks ini. Pituitari melepaskan sejumlah hormon yang memainkan peranan penting pada fungsi reproduksi dan fungsi seksual, juga secara langsung merangsang kelenjar-kelenjar lain untuk melepaskan hormon-hormon yang lain.

Disarikan dari: Maca, Adaptogen & Hormonal Regulator, Beth M. Ley, Ph.D.

Pentingnya peran hormon bagi kesehatan tubuh sering kurang mendapat perhatian. Kadar hormon menurun pada pria dan wanita seiring dengan bertambahnya usia. Kekurangan testosteron dapat berakibat terjadinya disfungsi ereksi. Peningkatan sinyal hormon dari pituitari ke ovarium membantu produksi hormon estrogen dan progesteron dan dapat meningkatkan peluang terjadinya kehamilan. Premenstrual Syndrome(PMS), siklus menstruasi yang tidak teratur, Peri-menopause Syndrome dan lain sebagainya terjadi karena ketidakseimbangan hormon.

Kecukupan hormon-hormon yang diperlukan dalam jumlah yang tepat (seimbang) akan menjadi penyeimbang sistem tubuh secara keseluruhan. Banyak wanita memilih terapi sulih hormon dengan mengkonsumsi estrogen, progesteron dan DHEA sebagai upaya untuk mereproduksi keseimbangan hormon, untuk awet muda misalnya. Namun dengan mengkonsumsi zat-zat tersebut dapat memberikan sinyal bagi kelenjar-kelenjar utama tubuh; hipotalamus dan pituitari untuk memproduksi hormon internal lebih sedikit, dan jika kondisi ini berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang akan berakibat pada semakin menurunnya kemampuan tubuh untuk memproduksi hormonnya sendiri.

Penyebab Ketidakseimbangan Hormon

Ketidakseimbangan hormon bisa disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal misalnya: siklus hormon, kelainan genetis, tumbuhnya tumor pada kelenjar, pertambahan usia dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi: defisiensi pola makan, suplay hormon ke dalam tubuh baik secara sengaja (Terapi Sulih Hormon/TSH) maupun tidak (pestisida, produk peternakan modern, produk plastik, karpet dan lain sebagainya), penggunaan obat-obatan golongan steroid, kondisi stres, gaya hidup tidak sehat dan lain sebagainya.

Akibat Ketidakseimbangan Hormon

Ketidakseimbangan hormon akan mengakibatkan munculnya berbagai gangguan kesehatan seperti: menopause, defisiensi testosteron pada pria, disfungsi ereksi, ketidaksuburan pada pria dan wanita, gangguan kelenjar tiroid/gondok, hiperandrogen, termasuk sejumlah gangguan seputar menstruasi, dan lain sebagainya.

“FEMONA” terbuat dari 100% Lepidium Peruvianum Chacon organik yang diproses secara gelatinisasi dengan standar GMP. “FEMONA” bukanlah hormon dan tidak mengandung hormon tetapi memiliki kemampuan menyeimbangkan hormon tubuh. Kemampuan tersebut berasal dari zat-zat aktif alami (alkaloid-alkaloid) yang terkandung dalam Lepidium Peruvianum Chacon yang memiliki kemampuan merangsang sistem endokrin dengan cara memicu fungsi optimal dari hipotalamus dan pituitari, dengan demikian meningkatkan fungsi dari keseluruhan kinerja kelenjar endokrin dalam memproduksi hormon tubuh tepat sesuai dengan kebutuhan tubuh. 

Ini berarti, selain memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan hormon serta keseimbangan sistem tubuh secara keseluruhan, “FEMONA” sekaligus juga memiliki khasiat yang luas dalam mengatasi berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon

0 Response to " “FEMONA” MENYEIMBANGKAN HORMON "

Posting Komentar

Entri Populer

Pengalaman Ibu Rita

Saya mengalami hipermenore yang cukup parah. Tiap haid, perdarahannya banyak dan berlangsung lama. Tepatnya antara bulan Januari - Februari 2009, saya mengalami perdarahan haid yang over banyak dan berlangsung selama 1 bulan, sampai-sampai harus masuk RS lantaran anemia. “Hb-ku drop hingga level 6, dan harus menjalani transfusi darah”.

Pada April 2009, saya kembali mengalami hipermenore, perdarahan haidnya sudah berlangsung selama 3 minggu. Saat browsing di internet, saya menemukan website FEMONA Setelah berkonsultasi selanjutnya saya memutuskan untuk mengkonsumsi FEMONA saat itu juga.

Selama minum FEMONA dengan dosis 6 kapsul/hari. Secara bertahap hari demi hari perdarahannya terus berkurang secara signifikan dan akhirnya berhenti total pada hari keempat. Sejak itu saya terus konsumsi FEMONA dengan dosis pemeliharaan kesehatan (2 kapsul/hari), dan hingga saat ini saya tidak pernah mengalami hipermenore lagi. (Rita Marinna,36 th, IT-Application Developer, Jakarta)

Pengalaman Ibu Linda

Tiga tahun lebih siklus menstruasi saya tidak teratur. Haid saya datangnya 3- 4 bulan sekali, bahkan pernah sampai 6 bulan. Saya sudah coba periksa ke dokter, dan hanya haid kalau minum obat dari dokter. Tapi setelah obatnya habis, haid saya kacau lagi. Sampai akhirnya pada 15 Februari 2009, saya mulai konsumsi Femona.

Setelah 13 hari minum Femona secara rutin setiap hari dengan dosis @ 2 kapsul setiap pagi dan sore, akhirnya saya dapat haid lagi. Selama 3 hari pertama haid, darah yang keluar banyak sekali tapi selanjutnya normal. Sejak itu , siklus haid saya normal hingga sekarang. (Linda, 28 th, karyawati, Bandung)

Pengalaman Ibu Dona

Saya sudah 20 tahun mengalami PMS. Setiap menjelang haid, saya selalu mengalami berbagai gangguan seperti perut mual, kepala sakit, badan lemas, pinggang nyeri dan pegal-pegal serta emosi labil. Sudah 20 tahun juga saya mengalami nyeri haid yang cukup parah yang kadang-kadang membuatnya sampai pingsan. Selama itu pula saya lebih banyak mengandalkan obat-obat pereda sakit untuk mengatasi penderitaan akibat berbagai gangguan menstruasi yang dialaminya.

Persis seminggu menjelang haid, saya mulai konsumsi FEMONA dengan dosis 3 x 1 kapsul/hari. Setelah konsumsi FEMONA, hari demi hari saya merasakan perubahan yang signifikan dalam tubuh. Secara bertahap gejala-gejala PMS mereda dan akhirnya hilang. Kemudian saat mulai perdarahan haid, saya meningkatkan dosis konsumsi FEMONA hingga 2 x 2 kapsul /hari. Dan hasilnya adalah nyeri haid parah yang biasa dialami sudah tak terasa lagi. (Ibu Donna, 39 th, wiraswastawati, Medan)