Latest Updates

Yang Perlu Dihindari Agar Tak Nyeri Saat Haid

Kram dan nyeri adalah hal yang umum pada perempuan yang sedang menstruasi alias haid. Rasa sakit pada saat menstruasi itu bisa semakin parah bila perempuan salah memilih menu makanan.

Makanan yang salah dapat mempengaruhi keparahan dan lamanya pra-menstruasi dan kram menstruasi yang menyakitkan. Penyebab paling umum dari kram menstruasi adalah prostaglandin, sejenis bahan kimia yang terjadi secara alami dalam tubuh yang mengatur ketegangan otot.

Membatasi makanan tinggi gula dan garam juga dapat mengurangi kembung dan perubahan suasana hati. Selain memodifikasi diet, salah satu hal paling penting yang dapat Anda lakukan adalah meningkatkan tingkat aktivitas.

Berikut beberapa makanan yang sebaiknya dihindari saat sedang menstruasi, seperti dilansir Livestrong, Kamis (23/8/2012):

1. Cokelat
Hindari kafein dalam makanan seperti coklat, teh, soda dan kopi selama siklus menstruasi. Kafein menyempitkan pembuluh darah dan membuat dehidrasi tubuh, yang dapat menyebabkan sakit kepala dan dapat meningkatkan kegelisahan selama periode haid sehingga menyebabkan ketidaknyamanan menstruasi.

2. Produk susu
Susu mengandung asam arachadonic, yang dapat meningkatkan produksi prostaglandin. Karena prostaglandin dilepaskan ke dalam tubuh, rahim merespons dengan menyebabkan kram atau kejang.

Makanan tinggi asam lemak omega-3 dapat menghambat pelepasan prostaglandin. Dengan demikian, makan salmon, biji rami dan kenari sebenarnya dapat membantu meringankan kram menstruasi.

3. Makanan olahan
Mengurangi asupan natrium atau garam akan mengurangi retensi air dan kembung. Hindari makanan kaleng, makanan olahan seperti daging kaleng dan produk keju, saus dan MSG, serta setiap makanan kemasan yang mengandung natrium 200mg atau lebih per porsi.

4. Gorengan
Makanan tinggi lemak seperti daging, susu penuh lemak, gorengan dan minyak meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh. Perubahan estrogen dapat menyebabkan perubahan rahim yang dramatis dan menimbulkan kram dan rasa sakit.

0 Response to " Yang Perlu Dihindari Agar Tak Nyeri Saat Haid "

Posting Komentar

Entri Populer

Pengalaman Ibu Rita

Saya mengalami hipermenore yang cukup parah. Tiap haid, perdarahannya banyak dan berlangsung lama. Tepatnya antara bulan Januari - Februari 2009, saya mengalami perdarahan haid yang over banyak dan berlangsung selama 1 bulan, sampai-sampai harus masuk RS lantaran anemia. “Hb-ku drop hingga level 6, dan harus menjalani transfusi darah”.

Pada April 2009, saya kembali mengalami hipermenore, perdarahan haidnya sudah berlangsung selama 3 minggu. Saat browsing di internet, saya menemukan website FEMONA Setelah berkonsultasi selanjutnya saya memutuskan untuk mengkonsumsi FEMONA saat itu juga.

Selama minum FEMONA dengan dosis 6 kapsul/hari. Secara bertahap hari demi hari perdarahannya terus berkurang secara signifikan dan akhirnya berhenti total pada hari keempat. Sejak itu saya terus konsumsi FEMONA dengan dosis pemeliharaan kesehatan (2 kapsul/hari), dan hingga saat ini saya tidak pernah mengalami hipermenore lagi. (Rita Marinna,36 th, IT-Application Developer, Jakarta)

Pengalaman Ibu Linda

Tiga tahun lebih siklus menstruasi saya tidak teratur. Haid saya datangnya 3- 4 bulan sekali, bahkan pernah sampai 6 bulan. Saya sudah coba periksa ke dokter, dan hanya haid kalau minum obat dari dokter. Tapi setelah obatnya habis, haid saya kacau lagi. Sampai akhirnya pada 15 Februari 2009, saya mulai konsumsi Femona.

Setelah 13 hari minum Femona secara rutin setiap hari dengan dosis @ 2 kapsul setiap pagi dan sore, akhirnya saya dapat haid lagi. Selama 3 hari pertama haid, darah yang keluar banyak sekali tapi selanjutnya normal. Sejak itu , siklus haid saya normal hingga sekarang. (Linda, 28 th, karyawati, Bandung)

Pengalaman Ibu Dona

Saya sudah 20 tahun mengalami PMS. Setiap menjelang haid, saya selalu mengalami berbagai gangguan seperti perut mual, kepala sakit, badan lemas, pinggang nyeri dan pegal-pegal serta emosi labil. Sudah 20 tahun juga saya mengalami nyeri haid yang cukup parah yang kadang-kadang membuatnya sampai pingsan. Selama itu pula saya lebih banyak mengandalkan obat-obat pereda sakit untuk mengatasi penderitaan akibat berbagai gangguan menstruasi yang dialaminya.

Persis seminggu menjelang haid, saya mulai konsumsi FEMONA dengan dosis 3 x 1 kapsul/hari. Setelah konsumsi FEMONA, hari demi hari saya merasakan perubahan yang signifikan dalam tubuh. Secara bertahap gejala-gejala PMS mereda dan akhirnya hilang. Kemudian saat mulai perdarahan haid, saya meningkatkan dosis konsumsi FEMONA hingga 2 x 2 kapsul /hari. Dan hasilnya adalah nyeri haid parah yang biasa dialami sudah tak terasa lagi. (Ibu Donna, 39 th, wiraswastawati, Medan)