Latest Updates

7 Masalah di Mulut Ini Indikasikan Masalah Kesehatan yang Lebih Serius

Jika Anda benar-benar telah menjaga kebersihan gigi dan mulut, tetapi masih mengalami bau mulut, gigi retak atau masalah lain dalam mulut, mungkin ada alasan medis lain dibalik kondisi tersebut. Beberapa masalah pada mulut mungkin mengindikasikan kondisi kesehatan atau gejala penyakit tertentu.

Berikut 7 kondisi mulut yang dapat mengindikasikan kondisi kesehatan Anda, seperti dilansir mnn, Jumat (7/12/2012) antara lain:

1. Pendarahan gusi = ketidakseimbangan hormon
Dalam jaringan gusi tertanam reseptor hormon, sehingga jika terjadi pendarahan pada gusi yang tidak disebabkan karena masalah pada gigi, mungkin disebabkan karena ketidakseimbangan hormon. Wanita memiliki gusi yang lebih sensitif selama siklus menstruasinya, sehingga Anda mungkin perlu menunda mengunjungi dokter gigi selama periode menstruasi.

2. Mulut merah dan lidah tebal = kekurangan gizi
Jika sudut-sudut mulut seseorang berwarna merah, hal ini mungkin menjadi tanda kekurangan nutrisi vitamin B6. Lidah yang bengkak dan tebal atau berwarna kemerahan mengkilap bisa menjadi tanda kekurangan zat besi. Demikian pula jika lidah tampak pucat, mungkin hal ini merupakan tanda-tanda anemia.

3. Gigi retak = Gastroesphogeal Reflux Disease (GERD)
Banyak orang berpikir bahwa gigi retak mungkin disebabkan karena kebiasaan menggemeretakkan gigi, tetapi dokter gigi telah mengamati bahwa hal ini dapat disebabkan karena asam lambung yang mengalir kembali ke mulut ketika tidur.

Gigi retak dapat disebabkan oleh penyakit refluks asam atau Gastroesphogeal Reflux Disease (GERD) terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke mulut melalui kerongkongan. Asam dan pH rendah pada rongga mulut dapat mengikis enamel gigi yang membuatnya retak dan lama-kelamaan tanggal.

4. Bau mulut = Masalah dalam rongga perut
Jika Anda telah menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut dengan baik tetapi masih mengalami bau mulut, hal ini mungkin mengindikasikan penyakit hati atau masalah ginjal. Bahkan penderita diabetes dapat memiliki napas yang berbau seperti fermentasi, yang berarti diabetes telah berkembang di luar kendali dan segera memerlukan perawatan dokter.

5. Nyeri rahang dan sakit kepala = Stres
Stres dapat memicu nyeri otot pada rahang dan sakit kepala yang terkait sinus yang dikenal dengan bruxism. Ketika bruxism telah parah, seseorang bahkan tidak mampu membuka mulutnya. Gejala ini dapat diringankan dengan cara mengelola stres dan kecemasan.

6. Sariawan = Intoleran terhadap gluten
Sariawan bisa menjadi indikasi intoleransi gluten atau kekurangan mineral seperti seng. Orang yang mengembangkan intoleransi gluten dapat menyebabkan penyakit celiac, dimana terjadi gangguan sistem kekebalan tubuh di mana protein yang ditemukan dalam gandum, rye dan barley dapat merusak lapisan usus kecil.

7. Peradangan pada gusi = Masalah jantung
Beberapa jenis bakteri di dalam mulut dapat ditransfer ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan plak. Ketika pembuluh darah tersumbat oleh plak, aliran darah akan terhambat dan jantung perlu berusaha lebih keras dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

Bakteri tersebut selain menyebabkan plak dalam pembuluh darah, juga dapat menyebabkan peradangan pada gusi. Jika Anda mengalami peradangan pada gusi, waspadalah untuk kemungkinan terburuk seperti masalah pada jantung.(detikhealth)

0 Response to " 7 Masalah di Mulut Ini Indikasikan Masalah Kesehatan yang Lebih Serius "

Posting Komentar

Entri Populer

Pengalaman Ibu Rita

Saya mengalami hipermenore yang cukup parah. Tiap haid, perdarahannya banyak dan berlangsung lama. Tepatnya antara bulan Januari - Februari 2009, saya mengalami perdarahan haid yang over banyak dan berlangsung selama 1 bulan, sampai-sampai harus masuk RS lantaran anemia. “Hb-ku drop hingga level 6, dan harus menjalani transfusi darah”.

Pada April 2009, saya kembali mengalami hipermenore, perdarahan haidnya sudah berlangsung selama 3 minggu. Saat browsing di internet, saya menemukan website FEMONA Setelah berkonsultasi selanjutnya saya memutuskan untuk mengkonsumsi FEMONA saat itu juga.

Selama minum FEMONA dengan dosis 6 kapsul/hari. Secara bertahap hari demi hari perdarahannya terus berkurang secara signifikan dan akhirnya berhenti total pada hari keempat. Sejak itu saya terus konsumsi FEMONA dengan dosis pemeliharaan kesehatan (2 kapsul/hari), dan hingga saat ini saya tidak pernah mengalami hipermenore lagi. (Rita Marinna,36 th, IT-Application Developer, Jakarta)

Pengalaman Ibu Linda

Tiga tahun lebih siklus menstruasi saya tidak teratur. Haid saya datangnya 3- 4 bulan sekali, bahkan pernah sampai 6 bulan. Saya sudah coba periksa ke dokter, dan hanya haid kalau minum obat dari dokter. Tapi setelah obatnya habis, haid saya kacau lagi. Sampai akhirnya pada 15 Februari 2009, saya mulai konsumsi Femona.

Setelah 13 hari minum Femona secara rutin setiap hari dengan dosis @ 2 kapsul setiap pagi dan sore, akhirnya saya dapat haid lagi. Selama 3 hari pertama haid, darah yang keluar banyak sekali tapi selanjutnya normal. Sejak itu , siklus haid saya normal hingga sekarang. (Linda, 28 th, karyawati, Bandung)

Pengalaman Ibu Dona

Saya sudah 20 tahun mengalami PMS. Setiap menjelang haid, saya selalu mengalami berbagai gangguan seperti perut mual, kepala sakit, badan lemas, pinggang nyeri dan pegal-pegal serta emosi labil. Sudah 20 tahun juga saya mengalami nyeri haid yang cukup parah yang kadang-kadang membuatnya sampai pingsan. Selama itu pula saya lebih banyak mengandalkan obat-obat pereda sakit untuk mengatasi penderitaan akibat berbagai gangguan menstruasi yang dialaminya.

Persis seminggu menjelang haid, saya mulai konsumsi FEMONA dengan dosis 3 x 1 kapsul/hari. Setelah konsumsi FEMONA, hari demi hari saya merasakan perubahan yang signifikan dalam tubuh. Secara bertahap gejala-gejala PMS mereda dan akhirnya hilang. Kemudian saat mulai perdarahan haid, saya meningkatkan dosis konsumsi FEMONA hingga 2 x 2 kapsul /hari. Dan hasilnya adalah nyeri haid parah yang biasa dialami sudah tak terasa lagi. (Ibu Donna, 39 th, wiraswastawati, Medan)