Latest Updates

Tragedi Menopause di Usia 28 Tahun

Rata-rata wanita mengalami menopause di akhir usia 40-an tahun atau di awal 50 tahun. Seorang wanita harus mengalami tragedi menopause di usia sangat dini, yaitu 28 tahun, padahal ia belum sempat punya anak.

Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata usia menopause adalah 51 tahun. Kondisi ini disebabkan karena ovarium kehabisan telur (estrogen berkurang), sehingga wanita tidak bisa lagi memiliki anak.

Wanita menopause biasanya akan mengalami gejala-gejala seperti gangguan di saluran kemih serta vagina, susah tidur, badan merasa tidak nyaman, sering muncul pegal-pegal dan sakit punggung, vagina kering, wajah dan leher memerah rasanya seperti terbakar.

Katy Hayward wanita asal London harus merasakan gejala-gejala menopause yang tidak menyenangkan tersebut di usia yang sangat muda, yaitu 28 tahun.

Katy yang kini berusia 30 tahun telah didiagnosa mengalami menopause dini sejak usia 28 tahun, tetapi dokter belum mengetahui dengan jelas penyebab kondisi yang dialaminya. Hal ini membuat Katy harus kehilangan kesempatan untuk hamil dan menjadi seorang ibu.

"Saya sangat terkejut. Ini adalah salah satu hal tersulit yang pernah saya lalui," ungkap Katy Hayward, seperti dilansir BBC News, Senin (22/11/2010).

Katy mengatakan ia pernah dirujuk ke dokter spesialis untuk melihat adanya kemungkinan yang bisa dilakukan untuk menyelamatnya sel telurnya. Tapi ternyata usaha tersebut sudah terlambat.

Harapan Katy satu-satunya untuk memiliki anak hanyalah menunggu sumbangan telur, tetapi itu pun harus melalui proses yang panjang dan menunggu hingga lima tahun.

Dokter kini berusaha untuk membantu Katy untuk mengatasi efek samping menopause dini, sembari melakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab kondisi yang dialami Katy.

"Wajah saya sudah mulai memerah dan menstruasi tidak teratur. Dokter menyarankan saya untuk menjalani HRT (hormone replacement therapy) untuk mengurangi gejala dan efek samping menopause dini," jelas Katy.

Saat ini, proyek Menopause Research Unit di Guy's Hospital, London, tengah melakukan studi dan berharap dapat membuat hal-hal yang lebih baik dan bermanfaat bagi perempuan seperti Katy.

"Sangat sedikit yang kami ketahui tentang kondisi yang dialami Katy dan kami belum tahu pengobatan apakah yang terbaik untuknya," jelas Dr Beth Cartwright dari Menopause Research Unit.

Menurutnya, dalam kondisi kegagalan ovarium prematur tingkat hormon estrogen wanita sangat rendah. Untuk itu, penggantian hormon melalui HRT atau pil kontrasepsi dianjurkan untuk mengurangi gejala menopause dan melindungi terhadap pengeroson tulang dan penyakit jantung.

"Kami belum tahu pengobatan terbaik, tapi penggantian hormon masih bisa membantu," ujar Dr Cartwright.

Dia berharap penelitian ini akan membantu untuk menemukan penyebab dan cara pengobatan terbaik untuk Katy dan wanita-wanita lain yang mengalami kondisi serupa dengannya.(detikhealth)

0 Response to " Tragedi Menopause di Usia 28 Tahun "

Posting Komentar

Entri Populer

Pengalaman Ibu Rita

Saya mengalami hipermenore yang cukup parah. Tiap haid, perdarahannya banyak dan berlangsung lama. Tepatnya antara bulan Januari - Februari 2009, saya mengalami perdarahan haid yang over banyak dan berlangsung selama 1 bulan, sampai-sampai harus masuk RS lantaran anemia. “Hb-ku drop hingga level 6, dan harus menjalani transfusi darah”.

Pada April 2009, saya kembali mengalami hipermenore, perdarahan haidnya sudah berlangsung selama 3 minggu. Saat browsing di internet, saya menemukan website FEMONA Setelah berkonsultasi selanjutnya saya memutuskan untuk mengkonsumsi FEMONA saat itu juga.

Selama minum FEMONA dengan dosis 6 kapsul/hari. Secara bertahap hari demi hari perdarahannya terus berkurang secara signifikan dan akhirnya berhenti total pada hari keempat. Sejak itu saya terus konsumsi FEMONA dengan dosis pemeliharaan kesehatan (2 kapsul/hari), dan hingga saat ini saya tidak pernah mengalami hipermenore lagi. (Rita Marinna,36 th, IT-Application Developer, Jakarta)

Pengalaman Ibu Linda

Tiga tahun lebih siklus menstruasi saya tidak teratur. Haid saya datangnya 3- 4 bulan sekali, bahkan pernah sampai 6 bulan. Saya sudah coba periksa ke dokter, dan hanya haid kalau minum obat dari dokter. Tapi setelah obatnya habis, haid saya kacau lagi. Sampai akhirnya pada 15 Februari 2009, saya mulai konsumsi Femona.

Setelah 13 hari minum Femona secara rutin setiap hari dengan dosis @ 2 kapsul setiap pagi dan sore, akhirnya saya dapat haid lagi. Selama 3 hari pertama haid, darah yang keluar banyak sekali tapi selanjutnya normal. Sejak itu , siklus haid saya normal hingga sekarang. (Linda, 28 th, karyawati, Bandung)

Pengalaman Ibu Dona

Saya sudah 20 tahun mengalami PMS. Setiap menjelang haid, saya selalu mengalami berbagai gangguan seperti perut mual, kepala sakit, badan lemas, pinggang nyeri dan pegal-pegal serta emosi labil. Sudah 20 tahun juga saya mengalami nyeri haid yang cukup parah yang kadang-kadang membuatnya sampai pingsan. Selama itu pula saya lebih banyak mengandalkan obat-obat pereda sakit untuk mengatasi penderitaan akibat berbagai gangguan menstruasi yang dialaminya.

Persis seminggu menjelang haid, saya mulai konsumsi FEMONA dengan dosis 3 x 1 kapsul/hari. Setelah konsumsi FEMONA, hari demi hari saya merasakan perubahan yang signifikan dalam tubuh. Secara bertahap gejala-gejala PMS mereda dan akhirnya hilang. Kemudian saat mulai perdarahan haid, saya meningkatkan dosis konsumsi FEMONA hingga 2 x 2 kapsul /hari. Dan hasilnya adalah nyeri haid parah yang biasa dialami sudah tak terasa lagi. (Ibu Donna, 39 th, wiraswastawati, Medan)