Latest Updates

Benarkah PMS Bisa Menyebabkan 'Bad Mood'?

Sindrom pra-menstruasi atau biasa disebut PMS bisa menyebabkan bad mood? Belum tentu! Para peneliti dari sekolah kedokteran di Universitas Toronto mengklaim bahwa PMS sering dijadikan kambing hitam ketika siklus menstruasi.

"PMS bukan tidak nyata, tetapi terlalu dikaitkan dengan siklus menstruasi. Akibatnya, masyarakat dirugikan secara medis dan memunculkan masalah kesetaraan gender," kata Dr Sarah Romawi dan timnya, seperti dilansir New York Daily News, (19/10).

Dalam review yang dipublikasikan dalam jurnal Gender Medicine pekan lalu, para peneliti menganalisis 47 studi yang berhubungan dengan PMS. Mereka pun menyimpulkan bahwa tidak ada bukti jelas yang menunjukkan bahwa PMS dapat merusak suasana hati.

Sementara studi lainnya menemukan adanya hubungan antara PMS dan suasana hati selama siklus menstruasi, tidak ada pola yang jelas mengenai pengaruh PMS terhadap suasana hati. Namun, kadang-kadang tidak ada hubungan sama sekali antara PMS dan suasana hati.

Saat wanita marah, pria sering kali meledeknya sedang PMS. Pada kenyataannya, PMS tidak selalu mempengaruhi suasana hati ketika siklus menstruasi. Ada banyak faktor yang membuat Anda merasa tidak bersemangat ketika menstruasi. Salah satunya adalah nyeri atau kram perut, yang cukup menyiksa.(merdeka)



0 Response to " Benarkah PMS Bisa Menyebabkan 'Bad Mood'? "

Posting Komentar

Entri Populer

Pengalaman Ibu Rita

Saya mengalami hipermenore yang cukup parah. Tiap haid, perdarahannya banyak dan berlangsung lama. Tepatnya antara bulan Januari - Februari 2009, saya mengalami perdarahan haid yang over banyak dan berlangsung selama 1 bulan, sampai-sampai harus masuk RS lantaran anemia. “Hb-ku drop hingga level 6, dan harus menjalani transfusi darah”.

Pada April 2009, saya kembali mengalami hipermenore, perdarahan haidnya sudah berlangsung selama 3 minggu. Saat browsing di internet, saya menemukan website FEMONA Setelah berkonsultasi selanjutnya saya memutuskan untuk mengkonsumsi FEMONA saat itu juga.

Selama minum FEMONA dengan dosis 6 kapsul/hari. Secara bertahap hari demi hari perdarahannya terus berkurang secara signifikan dan akhirnya berhenti total pada hari keempat. Sejak itu saya terus konsumsi FEMONA dengan dosis pemeliharaan kesehatan (2 kapsul/hari), dan hingga saat ini saya tidak pernah mengalami hipermenore lagi. (Rita Marinna,36 th, IT-Application Developer, Jakarta)

Pengalaman Ibu Linda

Tiga tahun lebih siklus menstruasi saya tidak teratur. Haid saya datangnya 3- 4 bulan sekali, bahkan pernah sampai 6 bulan. Saya sudah coba periksa ke dokter, dan hanya haid kalau minum obat dari dokter. Tapi setelah obatnya habis, haid saya kacau lagi. Sampai akhirnya pada 15 Februari 2009, saya mulai konsumsi Femona.

Setelah 13 hari minum Femona secara rutin setiap hari dengan dosis @ 2 kapsul setiap pagi dan sore, akhirnya saya dapat haid lagi. Selama 3 hari pertama haid, darah yang keluar banyak sekali tapi selanjutnya normal. Sejak itu , siklus haid saya normal hingga sekarang. (Linda, 28 th, karyawati, Bandung)

Pengalaman Ibu Dona

Saya sudah 20 tahun mengalami PMS. Setiap menjelang haid, saya selalu mengalami berbagai gangguan seperti perut mual, kepala sakit, badan lemas, pinggang nyeri dan pegal-pegal serta emosi labil. Sudah 20 tahun juga saya mengalami nyeri haid yang cukup parah yang kadang-kadang membuatnya sampai pingsan. Selama itu pula saya lebih banyak mengandalkan obat-obat pereda sakit untuk mengatasi penderitaan akibat berbagai gangguan menstruasi yang dialaminya.

Persis seminggu menjelang haid, saya mulai konsumsi FEMONA dengan dosis 3 x 1 kapsul/hari. Setelah konsumsi FEMONA, hari demi hari saya merasakan perubahan yang signifikan dalam tubuh. Secara bertahap gejala-gejala PMS mereda dan akhirnya hilang. Kemudian saat mulai perdarahan haid, saya meningkatkan dosis konsumsi FEMONA hingga 2 x 2 kapsul /hari. Dan hasilnya adalah nyeri haid parah yang biasa dialami sudah tak terasa lagi. (Ibu Donna, 39 th, wiraswastawati, Medan)