Latest Updates

“FEMONA” SEBAGAI ADAPTOGEN


Dikenal oleh banyak orang sebagai ”Ginseng Peru”, Lepidium Peruvianum Chacon telah dianggap sebagai suatu adaptogen, yang artinya adalah suatu senyawa (makanan atau herbal bernutrisi), yang membawa tubuh pada suatu keadaan yang lebih tinggi terhadap resistensi pada penyakit melalui kesehatan emosional dan fisiologis. Suatu herbal/tanaman dapat disebut sebagai adaptogen bila : meningkatkan resisten non spesifik pada penyakit, mampu menormalkan fungsi pada tubuh walaupun dalam keadaan sakit, non toksik dan tidak berbahaya bagi organ tubuh dan aman untuk dikonsumsi dalam jangka waktu lama sebagai zat bergizi (untuk pencegahan).

Dr. Hans Selye, yang menciptakan istilah ”Adaptations Energy,” menyatakan bahwa stress banyak menghabiskan energi, kondisi ‘kehabisan’ ini menjadi faktor pembatas yang dalam bagi performa dan akan resisten terhadap penyakit. Selye mendefinisikan stres dan efek negatifnya pada kesehatan kita dan menformulasikan General Adaptive Syndrome (Gejala Adaptasi Umum). Dia dianugerahi penghargaan Nobel untuk hasil kerjanya yang penting dan revolusioner itu.

Suatu bidang studi baru yang disebut psikoneuroimunologi mempelajari hubungan yang dimiliki antara stres dengan sistem imun/kekebalan. Sistem imun adalah sistem pertahanan tubuh dalam melawan sakit dan penyakit atau berbagai jenis ketidakseimbangan. Dia bekerja dekat dengan sistem endokrin dan hipotalamus, yang berada di atas batang otak.

Suatu adaptogen (seperti Lepidium Peruvianum Chacon) dapat membantu menyeimbangkan, memperkuat dan mendukung bagian-bagian tubuh di bawah kompromi karena stres. Karena sensitif alami dari perawatan suatu keseimbangan hormon-hormon seks (yang

diatur oleh hipotalamus), beberapa stres (fisik atau emosional) dapat berefek terkait kepada hormon-hormon itu. Stres dikenal memiliki efek negatif pada seks; libido, frigiditas, fertilitas, jumlah sperma dan mobolitas, gejala-gejala menopause, andropause (menopause pada pria), PMS, dll. (Steiner, Legros, Negro-Vilar, Herrenkohl)

Adaptogen-adaptogen mensupport dan membantu memulihkan kelenjar adrenalin (dikenal sebagai kelenjar stres) menjadi normal.

Adaptogen membantu memulihkan keseimbangan hormon dan oleh karena itu, energi, stamina, libido, fungsi seksual, fungsi imun, kejernihan/kesehatan mental, suatu perasaan sehat dan efek-efek negatif lainnya yang merupakan akibat stres pada tubuh.

“FEMONA” dengan fungsi adaptogennya akan bekerja mengembalikan keseimbangan hormon selaras dengan ritme dan kebutuhan tubuh sesuai dengan usia, jenis kelamin dan kondisi individu yang mengkonsumsinya.

Disarikan dari : Maca, Adaptogen and Hormonal Regulator, Beth M Ley, Ph.D.

0 Response to " “FEMONA” SEBAGAI ADAPTOGEN "

Posting Komentar

Entri Populer

Pengalaman Ibu Rita

Saya mengalami hipermenore yang cukup parah. Tiap haid, perdarahannya banyak dan berlangsung lama. Tepatnya antara bulan Januari - Februari 2009, saya mengalami perdarahan haid yang over banyak dan berlangsung selama 1 bulan, sampai-sampai harus masuk RS lantaran anemia. “Hb-ku drop hingga level 6, dan harus menjalani transfusi darah”.

Pada April 2009, saya kembali mengalami hipermenore, perdarahan haidnya sudah berlangsung selama 3 minggu. Saat browsing di internet, saya menemukan website FEMONA Setelah berkonsultasi selanjutnya saya memutuskan untuk mengkonsumsi FEMONA saat itu juga.

Selama minum FEMONA dengan dosis 6 kapsul/hari. Secara bertahap hari demi hari perdarahannya terus berkurang secara signifikan dan akhirnya berhenti total pada hari keempat. Sejak itu saya terus konsumsi FEMONA dengan dosis pemeliharaan kesehatan (2 kapsul/hari), dan hingga saat ini saya tidak pernah mengalami hipermenore lagi. (Rita Marinna,36 th, IT-Application Developer, Jakarta)

Pengalaman Ibu Linda

Tiga tahun lebih siklus menstruasi saya tidak teratur. Haid saya datangnya 3- 4 bulan sekali, bahkan pernah sampai 6 bulan. Saya sudah coba periksa ke dokter, dan hanya haid kalau minum obat dari dokter. Tapi setelah obatnya habis, haid saya kacau lagi. Sampai akhirnya pada 15 Februari 2009, saya mulai konsumsi Femona.

Setelah 13 hari minum Femona secara rutin setiap hari dengan dosis @ 2 kapsul setiap pagi dan sore, akhirnya saya dapat haid lagi. Selama 3 hari pertama haid, darah yang keluar banyak sekali tapi selanjutnya normal. Sejak itu , siklus haid saya normal hingga sekarang. (Linda, 28 th, karyawati, Bandung)

Pengalaman Ibu Dona

Saya sudah 20 tahun mengalami PMS. Setiap menjelang haid, saya selalu mengalami berbagai gangguan seperti perut mual, kepala sakit, badan lemas, pinggang nyeri dan pegal-pegal serta emosi labil. Sudah 20 tahun juga saya mengalami nyeri haid yang cukup parah yang kadang-kadang membuatnya sampai pingsan. Selama itu pula saya lebih banyak mengandalkan obat-obat pereda sakit untuk mengatasi penderitaan akibat berbagai gangguan menstruasi yang dialaminya.

Persis seminggu menjelang haid, saya mulai konsumsi FEMONA dengan dosis 3 x 1 kapsul/hari. Setelah konsumsi FEMONA, hari demi hari saya merasakan perubahan yang signifikan dalam tubuh. Secara bertahap gejala-gejala PMS mereda dan akhirnya hilang. Kemudian saat mulai perdarahan haid, saya meningkatkan dosis konsumsi FEMONA hingga 2 x 2 kapsul /hari. Dan hasilnya adalah nyeri haid parah yang biasa dialami sudah tak terasa lagi. (Ibu Donna, 39 th, wiraswastawati, Medan)