Latest Updates

Masa Subur Sama dengan Masa Seksi

Ada kalanya orang malas memperhatikan penampilannya. Tapi kalau melihat perempuan berpenampilan lebih seksi daripada biasanya, bisa dipastikan si wanita sedang dalam masa subur.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Kristina Durante dari University of Minnesota dan dipublikasikan dalam Journal of Consumer Research. Penelitian ini sebenarnya ingin melihat hubungan antara perilaku konsumen dengan status kesuburannya.

Hasil penelitian mengungkapkan, disadari atau tidak, hasrat ingin tampil seksi pada wanita dipengaruhi oleh siklus hormonal. Pada masa subur, pilihan berbusana jatuh pada baju seksi.

Masa subur pada wanita terjadi pada sekitar 14 hari setelah menstruasi, meski lebih tepatnya bisa bervariasi pada setiap individu. Selain meningkatkan libido, perubahan hormonal pada masa tersebut ternyata mempengaruhi selera berpenampilan.

"Hasrat berpenampilan pada puncak masa subur tanpa disadari mengarahkan wanita untuk tampil seksi. Tujuannya bukan untuk menarik pasangan melainkan untuk mengalahkan rivalnya," ungkap Kristina, dikutip dari Sciencedaily, Kamis (5/8/2010).

Meski penampilan seksi itu ada juga motivasi untuk menarik pasangannya, namun faktor utama yang mendorong keinginan tampil seksi ternyata datang dari lingkungan.

Untuk bidang pemasaran, temuan ini memberi dampak cukup besar. Karena efek ini bertahan selama 7 hari di sekitar puncak masa subur wanita dan diperkirakan ada miliaran peluang untuk menjual busana seksi yang bisa menunjang penampilan.

Perempuan yang berada pada masa subur juga akan lebih mudah tertarik jika digoda oleh lawan jenisnya. Karena ketika perempuan mengalami ovulasi, berbagai hormon dalam tubuhnya akan disesuaikan untuk mempersiapkan diri menghadapi ovulasi, pembuahan dan implantasi.

Ovulasi terjadi kira-kira 10-12 jam setelah hormon LH (luteinizing hormone) mencapai puncak. Hormon yang diproduksi saat masa ovulasi ini adalah hormon progesteron, hormon estrogen, hormon LH dan FSH (follicle-stimulating hormone)...detikhealth

0 Response to " Masa Subur Sama dengan Masa Seksi "

Posting Komentar

Entri Populer

Pengalaman Ibu Rita

Saya mengalami hipermenore yang cukup parah. Tiap haid, perdarahannya banyak dan berlangsung lama. Tepatnya antara bulan Januari - Februari 2009, saya mengalami perdarahan haid yang over banyak dan berlangsung selama 1 bulan, sampai-sampai harus masuk RS lantaran anemia. “Hb-ku drop hingga level 6, dan harus menjalani transfusi darah”.

Pada April 2009, saya kembali mengalami hipermenore, perdarahan haidnya sudah berlangsung selama 3 minggu. Saat browsing di internet, saya menemukan website FEMONA Setelah berkonsultasi selanjutnya saya memutuskan untuk mengkonsumsi FEMONA saat itu juga.

Selama minum FEMONA dengan dosis 6 kapsul/hari. Secara bertahap hari demi hari perdarahannya terus berkurang secara signifikan dan akhirnya berhenti total pada hari keempat. Sejak itu saya terus konsumsi FEMONA dengan dosis pemeliharaan kesehatan (2 kapsul/hari), dan hingga saat ini saya tidak pernah mengalami hipermenore lagi. (Rita Marinna,36 th, IT-Application Developer, Jakarta)

Pengalaman Ibu Linda

Tiga tahun lebih siklus menstruasi saya tidak teratur. Haid saya datangnya 3- 4 bulan sekali, bahkan pernah sampai 6 bulan. Saya sudah coba periksa ke dokter, dan hanya haid kalau minum obat dari dokter. Tapi setelah obatnya habis, haid saya kacau lagi. Sampai akhirnya pada 15 Februari 2009, saya mulai konsumsi Femona.

Setelah 13 hari minum Femona secara rutin setiap hari dengan dosis @ 2 kapsul setiap pagi dan sore, akhirnya saya dapat haid lagi. Selama 3 hari pertama haid, darah yang keluar banyak sekali tapi selanjutnya normal. Sejak itu , siklus haid saya normal hingga sekarang. (Linda, 28 th, karyawati, Bandung)

Pengalaman Ibu Dona

Saya sudah 20 tahun mengalami PMS. Setiap menjelang haid, saya selalu mengalami berbagai gangguan seperti perut mual, kepala sakit, badan lemas, pinggang nyeri dan pegal-pegal serta emosi labil. Sudah 20 tahun juga saya mengalami nyeri haid yang cukup parah yang kadang-kadang membuatnya sampai pingsan. Selama itu pula saya lebih banyak mengandalkan obat-obat pereda sakit untuk mengatasi penderitaan akibat berbagai gangguan menstruasi yang dialaminya.

Persis seminggu menjelang haid, saya mulai konsumsi FEMONA dengan dosis 3 x 1 kapsul/hari. Setelah konsumsi FEMONA, hari demi hari saya merasakan perubahan yang signifikan dalam tubuh. Secara bertahap gejala-gejala PMS mereda dan akhirnya hilang. Kemudian saat mulai perdarahan haid, saya meningkatkan dosis konsumsi FEMONA hingga 2 x 2 kapsul /hari. Dan hasilnya adalah nyeri haid parah yang biasa dialami sudah tak terasa lagi. (Ibu Donna, 39 th, wiraswastawati, Medan)