Latest Updates

Hati-hati Menggunakan Pembalut Saat Menstruasi

Masa menstruasi atau haid pada wanita dimulai saat usia sekitar 11 atau 12 tahun. Setelah itu rutin dialami oleh wanita setiap bulan, bila tidak terjadi kehamilan. Sepanjang kurang lebih 400 hingga 450 sepanjang usia si wanita tersebut, dan berlangsung antara 3 – 7 hari. Hingga akhirnya wanita mengalami menopause.  Masa inilah saatnya masa yang berpotensi menimbulkan berbagai masalah, baik secara psikis maupun medis.

Sebelum darah menstruasi keluar, kebanyakan wanita mengalami sindrom pramenstruasi (PMS). Dari yang sakit pinggang, sakit kepala, hingga uring-uringan tidak karuan. Kenali bagaimana Anda mengelola sindrom pra menstruasi tersebut.

“Pada masa menstruasi inilah masalah kulit pada organ intim wanita dipengaruhi terutama oleh tiga faktor, yaitu faktor darah, faktor pembalut, serta faktor perubahan kulit,” jelas dr.  Susie Rendra, Sp.KK., dokter spesialis kulit dan kelamin dari RS Pondok Indah – Puri Indah.

Darah menstruasi

Darah bersifat basa dengan ph 7,3 – 7,4. Karena sifatnya yang basa inilah dapat mengubah pH normal kulit dan semakin meningkatkan risiko iritasi kulit. Semakin banyak darah menstruasi keluar yang kontak dengan kulit, risiko iritasi kulit akan semakin besar.

Apalagi, darah ini merupakan media optimal bagi pertumbuhan kuman dan jamur. Akibatnya akan semakin meningkatkan risiko infeksi pada area kulit kelamin wanita.

Jika paparan darah semakin banyak terkena kulit dan diabaikan, bisa jadi terkena peradangan kulit (dermatitis) dengan gejala pedih serta gatal. Pada kasus yang berat akan berair dan berbau. Bila karena gatal lalu digaruk maka akan terjadi infeksi oleh jamur candida (kandidosis kutis). Infeksi juga dapat terjadi karena bakteri atau virus, bila bakteri Staphylococcus aureus meradang, maka dapat menimbulkan folikulitis (bisul).

“Bila si wanita pernah terkena virus herpes, yang tidak bisa sembuh, maka saat menstruasi terjadi peradangan, bila dipicu oleh gatal, bisa jadi virus herpes akan bereaksi,” tambah Susie.

Pembalut


Penggunaan pembalut saat menstruasi pun dapat menimbulkan masalah pada kesehatan kulit. Karena, pembalut ini pun dapat meningkatkan risiko gesekan yang pada akhirnya menyebabkan iritasi pada kulit kelamin dengan gejala pedih serta gatal. Bila kemudian bakteri berkembang maka dapat mengakibatkan bisul serta bengkak. Untuk itu, permukaan pembalut menentukan berat ringannya gesekan.

Penggunaan pembalut pun dapat menyebabkan area kelamin menjadi semakin lembab. Risikonya, terjadi infeksi jamur.  Untuk itu, pilihlah pembalut yang tipis. Karena, semakin tebal pembalut makin lembab area kelamin wanita.

Penggunaan pembalut menjadi perhatian ekstra saat terjadi menstruasi. Pada saat menstruasi, kadar estrogen dalam tubuh wanita mengalami penurunan. Akibatnya, kulit luar menjadi cenderung kering. Bila kulit kering akan rentan terhadap bahan iritan. Pembalut menjadi salah satu yang dapat membuat iritasi pada kulit. Oleh karena itu, hindari pembalut dengan pewangi. (intisari)

0 Response to " Hati-hati Menggunakan Pembalut Saat Menstruasi "

Posting Komentar

Entri Populer

Pengalaman Ibu Rita

Saya mengalami hipermenore yang cukup parah. Tiap haid, perdarahannya banyak dan berlangsung lama. Tepatnya antara bulan Januari - Februari 2009, saya mengalami perdarahan haid yang over banyak dan berlangsung selama 1 bulan, sampai-sampai harus masuk RS lantaran anemia. “Hb-ku drop hingga level 6, dan harus menjalani transfusi darah”.

Pada April 2009, saya kembali mengalami hipermenore, perdarahan haidnya sudah berlangsung selama 3 minggu. Saat browsing di internet, saya menemukan website FEMONA Setelah berkonsultasi selanjutnya saya memutuskan untuk mengkonsumsi FEMONA saat itu juga.

Selama minum FEMONA dengan dosis 6 kapsul/hari. Secara bertahap hari demi hari perdarahannya terus berkurang secara signifikan dan akhirnya berhenti total pada hari keempat. Sejak itu saya terus konsumsi FEMONA dengan dosis pemeliharaan kesehatan (2 kapsul/hari), dan hingga saat ini saya tidak pernah mengalami hipermenore lagi. (Rita Marinna,36 th, IT-Application Developer, Jakarta)

Pengalaman Ibu Linda

Tiga tahun lebih siklus menstruasi saya tidak teratur. Haid saya datangnya 3- 4 bulan sekali, bahkan pernah sampai 6 bulan. Saya sudah coba periksa ke dokter, dan hanya haid kalau minum obat dari dokter. Tapi setelah obatnya habis, haid saya kacau lagi. Sampai akhirnya pada 15 Februari 2009, saya mulai konsumsi Femona.

Setelah 13 hari minum Femona secara rutin setiap hari dengan dosis @ 2 kapsul setiap pagi dan sore, akhirnya saya dapat haid lagi. Selama 3 hari pertama haid, darah yang keluar banyak sekali tapi selanjutnya normal. Sejak itu , siklus haid saya normal hingga sekarang. (Linda, 28 th, karyawati, Bandung)

Pengalaman Ibu Dona

Saya sudah 20 tahun mengalami PMS. Setiap menjelang haid, saya selalu mengalami berbagai gangguan seperti perut mual, kepala sakit, badan lemas, pinggang nyeri dan pegal-pegal serta emosi labil. Sudah 20 tahun juga saya mengalami nyeri haid yang cukup parah yang kadang-kadang membuatnya sampai pingsan. Selama itu pula saya lebih banyak mengandalkan obat-obat pereda sakit untuk mengatasi penderitaan akibat berbagai gangguan menstruasi yang dialaminya.

Persis seminggu menjelang haid, saya mulai konsumsi FEMONA dengan dosis 3 x 1 kapsul/hari. Setelah konsumsi FEMONA, hari demi hari saya merasakan perubahan yang signifikan dalam tubuh. Secara bertahap gejala-gejala PMS mereda dan akhirnya hilang. Kemudian saat mulai perdarahan haid, saya meningkatkan dosis konsumsi FEMONA hingga 2 x 2 kapsul /hari. Dan hasilnya adalah nyeri haid parah yang biasa dialami sudah tak terasa lagi. (Ibu Donna, 39 th, wiraswastawati, Medan)